Motorplus-online

Minggu, 11 Desember 2011

Jawara CUZZTOMATIC Palembang



Yamaha
NOUVO 2005
 (PRABUMULIH)


Ini dia The Best Region 2, Yamaha Cuzztomatic 4, Palembang. Yamaha Nouvo milik H. Fredy Roman ini juga meraih Juara 1 Automatic X-Treme MEFRIK. Mengusung konsep matik down hill yang memang seperti sepeda down hill. Ubahan dengan gaya ini pastinya menyulitkan untuk senter. 

Masalah menempatkan posisi mesin supaya pas memang sulit di motor yang sudah kena rombakan total. Rangka dan kondomnya aja sudah berubah total. Sudah enggak ada lagi ciri skubek di Nouvo milik Fredy ini.
 

Apa yang dialami Fredy tentu juga dialami modifikator lain yang bikin modifikasi berat sampai bikin rangka baru. Apalagi, secara dimensi ubahan yang dilakukan Fredy sangat langsing. Artinya, posisi engine mounting sangat terbatas penempatannya di rangka utama.  
 

“Swing arm menyatu dengan rangka utama. Posisi mesin dan CVT dijepit lengan ayun. Bagaimana caranya supaya posisi mesin dan CVT di tengah, ini yang sempat bikin pusing,” cerita Fredy yang tinggal di Jl. Alipatan, Prabumulih, Sumatera Selatan.
 

Lihat sendiri deh di foto bagaimana mesin sejajar dengan CVT. Posisi mesin pun enggak lagi horisontal, sudah hampir di posisi vertikal. Artinya, seandainya posisi mesin enggak senter akan bermasalah pas dipakai riding.
 


“Engine mouting dicoba beberapa kali di beberapa tempat. Pasang-lepas berulang kali. Kalau belum senter, terasa banget bantingannya waktu dipakai,” urai Fredy yang juga pemilik rumah modifikasi Ti-je Modified WCC, Prabumulih. 

Setelah pemasangan beberapa kali, ketahuan posisi ideal engine mounting. Pegangan mesin ditanam mendekati tiang jok. Mouting juga ditanam di kanan-kiri rangka bagian bawah supaya tetap kuat dan mengurangi getaran.
 

Pipa Kotak Dan Pelat
Rangka baru di Nouvo milik Fredy ubahan total. Sudah enggak ada lagi sisa sasis yang bawaan motor. Rangka memanfaatkan pipa kotak dan pelat. Pipa kotak dengan ketebalan yang enggak diingat lagi.
 

Sasis menyatu dengan lengan ayun. Jadi, Nouvo Freddy benar-benar mirip sepeda. “Bahan sasis dibungkus pelat setebal 3mm. Dibentuk sendiri,” urai Fredy yang murah senyum setelah masuk Grandfinal Yamaha Cuzztomatic 4, Bandung.
 

Seandainya tanpa dibungkus pelat, rangka dari pipa kotak pasti kurang kelihatan sip. Benar-benar kayak sepeda BMX. Dengan dibungkus pelat, Nouvo Fredy jadi tampak enak dilihat.
 

Finishing dan kelir pun dikerjakan dengan rapi. Selamat! 
 (motorplus-online.com)
 DATA MODIFIKASI
Ban: Maxxis 1,40 x 16 
Sok: Upside down mini trail 
Sok belakang: Barros 
Carkam: Nissin
Ti-je Modified WCC :             0813-6999-1234       
Penulis : Niko | Teks Editor : Nurfil | Foto : GT


waroeng kopikoe

Senin, 14 November 2011

Peduli Hijaukan Bumi




YamahaNouvo 2003 (JAKARTA)


Turun di kelas fashion standar, Yamaha Nouvo 2003 milik Liauw Fresna Joya, memang terlihat tampil paling mentereng. Selain pemasangan variasi bolt on yang seirama dengan kaidah MEFRIK. Di soal pemilihan grafis, juga punya tema jelas. Sehingga arah modifikasi jadi jelas.  

Kalau biasanya grafis pada besutan custom skubek berupa tarikan garis dan sebatas permainan warna. Bila mengamati grafis pada Nouvo lele ini kelihatan berbeda. “Saya sengaja tampil beda dengan tema kampanye go green,” ujar pria tinggal di bilangan Sunter, Jakarta Utara.

Yup... memang, terlihat Liauw Fresna coba kampanyekan hijau untuk bumi lewat media besutannya. “Dengan modifikasi pada grafis Nouvo ini setidaknya saya ikut peduli agar bumi lebih hijau. Kalau bukan kita sebagai mahluk bumi yang peduli, siapa lagi,” tambahnya. 

Grafis andalan pada Nouvo ini merupakan perpaduan antara kelir dasar putih dan grafis hijau yang sudah dipadu dengan unsur gradasi. Pada bagian bodi belakang terlihat gambar planet bumi yang di kelilingi grafis berbentuk daun.

Paduan warna  bodi yang digarap airbrusher Andri Design ini juga menampilkan grafis yang menarik. Selain warna solid juga dipadukan dengan warna anodized pada beberapa detail bodi. Bisa dilihat pada desain di cover aki dan bagian sayap Nouvo juga dibikin serupa mengandalkan kelir anodized  grafis daun.

Kulit pelapis jok juga dibuat kompak dengan warna bodi, mengandalkan potongan bahan semi kulit dengan warna hijau, hijau tua, putih dan hitam yang di jahit model vertikal untuk alas bokong Nouvo. "Biar kompak dengan bodi, jok ikut diolah," lanjut Liauw Frasna. 

Sektor kaki-kaki tak luput dari modifikasi, pemasangan part bolt-on dengan warna meyesuikan bodi. Seperti pelek aluminium hijau anodized berpadu dengan susupensi depan dan cover CVT yang juga dikelir hijau anodized. 
 (motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI
Ban depan: Swallow 50/90/17
Ban belakang: Swallow 60/90/17
Pelek: DBS 140/17
Cakram: Variasi
Begay's Motor:                                     021-30892989           





Penulis : Belo | Teks Editor : Nurfil | Foto : Indra GT

waroengkopikoe

Kamis, 10 November 2011

Nouvo Extreme



Yamaha
 
NOUVO-Z 2006



Hampir seluruh pengunjung yang hadir meyaksikan pentas MOTOR Plus Skubek Contezt di acara Tumplek Blek Otobursa 2011, Sabtu-Ming­gu lalu dibuat penasaran. Apa lagi kalau bukan sama besutan salah satu conteztan yang dipajang.

Itu karena Yamaha Nouvo Z 2006 milik Antanius Chandra yang turun di kelas extreme ini indentitasnya sudah hilang total. Malah sudah berubah bentuk jadi klasik berjenis Roundtank yang diproduksi sekitar era 1937-an.

Maklum sudah jadi tradisi bengkel Ton's Chrome bila turun di event gawean MOTOR Plus dan Majalah BIKERS selalu menampilakan ubahan berbeda juga deng­an ide segar. "Tahun ini coba tampilkan tema klasik," jelas builder gondrong yang buka bengkel di Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Untuk mengerjakan praktis hanya bagian mesin Nouvo Z yang dipakai. Sisanya custom sendiri mengandalkan rangka dari pipa seamles diameter 32 mm dan tebal 3 mm. "Model rangka dibuat simpel mengikuti besutan lawas seperti DKW Union atau BSA Bantam 125 cc," lanjutnya.

Diakui oleh Anton memang sengaja menghilangkan identitas mesin yang dipakai. Sesuai temanya, makanya seluruh bagian CVT dan mesin dibungkus pelat besi. "Modelnya dibuat membulat supaya tidak kaku," urai builder berambut lurus.
Paling unik ide untuk menyiasati bagian mesin biar silinder terlihat jadi tegak. Mengandalkan barang copotan dari blok dan silinder head milik Vespa yang disusun di atas crankcase tengah Nouvo. "Mesin dan silinder head tambahan enggak aktif kok, cuma pemanis saja," lanjut juragan krom ini.

Sedang areal roda, keduanya dipilih pelek dengan diameter 21 inci. Aplikasi dari pelek depan Suzuki TS, tapi biar terlihat makin sip, batang jari-jari dibuat lebih kekar, mengandalkan besi bulat dengan diameter 6 mm. "Ini yang bikin motor kelihatan jangkung dan kurus layaknya motor klasik," urai Anton yang mengandalkan teromol depan milik Suzuki TS.

Aplikasi roda ring 21 inci membutuhkan ubahan radikal pada CVT. Crankcase CVT terpaksa harus dibikin lebih panjang lagi. Tentunya agar belakang roda enggak mentok. "CVT ditambah daging sekitar 10 cm," jelas builder asal Palembang, Sumatera Selatan ini.
 (motorplus-online.com) 
 DATA MODIFIKASI
Setang : Ton's Chrome
Teromol belakang : Yamaha Mio
Tangki : Ton's Chrome
Knalpot : Ton's Chrome
Ton's Chrome :              021-7392471 
Penulis : Belo | Teks Editor : Nurfil | Foto : Indra GT

waroengkopikoe

Senin, 30 Mei 2011

Negro Punya Gaya


YAMAHANOUVO 2002 (Cimahi)


Meski asli putra Sunda, Geri Turgardyana berselara layaknya kaum imigran Afrika di Amerika sana. Modifikasinya serba besar, panjang dan blink-blink. Tapi kalau Negro di mobil, Geri cukup di skubek. Hasilnya sudah pasti menggoda mata.

Proyeknya kali ini adalah sebuah Yamaha Nouvo generasi pertama. "Karena obsesinya ingin Nouvo terlihat panjang, makanya sistem rangka yang pertama dikerjakan. Tidak cukup jika hanya menggunakan sistem undur-undur," kata Geri di awal pembicaraan.

Ubahan rangka itu khususnya pada frame depan. Persisnya di bagian dek. "Kami menggunakan pelat setebal 5 mm dengan ketinggian sekitar 5 cm," tambahnya. Panjangnya penambahan di sektor ini mencapai 15 cm.


Untuk bagian ini Geri sangat memperhatikan kekuatannya. Sebab rangka pasti sangat berpengaruh dengan safety dan handling. Untunglah juragan Motor Pop ini memiliki peralatan yang lengkap di bengkel yang berlokasi di Jl. Sriwijaya VII, No. 10, Cimahi, Bandung ini.

Setelah rangka depan menjadi molor, baru deh dibuat sistem suspensi roda belakang. Pastinya mesin, CVT dan sumbu roda belakang menjadi jauh lebih mundur dibanding ketika kondisi masih standar."Kalau untuk bagian ini kami gunakan pipa kotak yang panjangnya 30 cm," tambah pria berambut tebal ini.

Pada roda belakang, Geri tetap mempertahankan sistem rem teromol. Tapi, ada sedikit perbedaan. "Tetap pakai teromol aslinya tapi tidak di dalam pelek, dengan begitu teromol yang menempel dengan CVT terlihat seperti semacam spacer. Padahal bukan, lho" tambah alumni Politeknik Manufaktur Bandung ini.


Dengan teknik seperti ini, antara roda belakang dan depan masih lurus. Dia ogah menggunakan sistem disc brake. "Sebab kami memang akan menonjolkan peleknya, kalau pakai piringan nantinya malah jadi terlihat aneh," tambah penyuka Batagor ini.

Memang pelek adalah hal lain yang mendapat pengaruh begitu besar dari komunitas kulit hitam. "Dengan meniru pelek mobil, kami buat bentuk palang yang unik. Pastinya dengan seperti ini tidak akan duanya. Beda dan lain soal kalau hanya sekadar lebar," bangganya bercerita penuh semangat.

Memang pelek lebar dengan palang custom seperti ini masih jarang. "Untuk bagian tengah pelek yang menjadi model utama itu tebalnya 8 mm dengan bentuk bulat-bulat," cuap pria yang berduet dengan temannya, Alfa Regia dalam menjalankan bisinis bengkel modifikasi ini.

Tapi, dengan model bulat saja dirasa masih kurang. Wilayah pelek ini tambah terlihat unik dengan pemasangan spinner di kedua rodanya. Spinner adalah bagian tambahan pada roda yang bisa berputar tanpa terpengaruh putaran roda. Jadi, saat motor diam pun tetap bisa berputar jika digerakan. Oh ya, ini juga variasi tambahan kegemaran para Negro.

Setelah kelar urusan kaki-kaki, barulah Geri dipusingkan dengan masalah bodi. "Sebenarnya masih ingin mempertahankan bentuk standar. Tapi karena rangka sudah lumayan banyak berubah tadi, makanya perlu bodi baru," bebernya panjang kali lebar.

Head lamp cukup dipilih model kecil. "Biar permainan bodi fiber jadi lebih leluasa," tambahnya tentang model baru yang yang pakai bahan fiberglass ini. Sementara untuk head lamp menggunaka cabutan dari Suzuki Shogun. Sedang untuk stop lamp diambil dari Honda Mega Pro.

Tambah sip lagi dengan cat berefek glitter. Blink-blink, brada!
SUSPENSI UDARA

Tidak hanya melulu ngurusin rangka dan bodi. Geri juga ikutan mencustom sokbreker. Baik di depan maupun belakang. Semuanya dibikin tampil beda. "Kami buat sistem suspensi udara yang bisa naik-turun," celoteh Geri.

Bahasa kerennya sih air suspension. Ini juga virus yang berkembang di komunitas mobil. Untuk membuat ini, soknya harus dibuat ulang. "Karena udara tidak mempunyai viskositas seperti oli maka di dalam tabung sok itu harus dibuat sil-sil yang benar-benar sempurna," tambahnya. Jika sedikit saja ada kebocoran yang bisa dilewati udara maka proses naik turunnya jadi tidak akan sempurna.

Untuk suplai udara ke sok diperlukan sumbernya. "Kita buatkan semacam kompresor yang otomatis akan mengisi udara saat mesin dinyalakan," kata pria yang memang punya postur besar ini.

Tabung ini diletakkan di bawah bagasi jok. "Tapi karena ada kompresor ini, maka bagasi sekarang sudah lenyap. Jadi, cukup bawa tas aja kalau mau gaul," kekehnya. Naik-turun ini bisa hingga jarak 15 cm.

DATA MODIFIKASI

Pelek depan : Custom 4x14 inci
Ban depan : Mizzle 80/80-14
Pelek belakang : Custom 6 x 14 inci
Ban belakang : Deli Tire 140/60-14
Sok : Custom
Bodi : Custom
Stop lamp : Honda Mega Pro
Motor Pop : 0815-7257-3777

Penulis/Foto : Nurfil/Boyo
 

waroengkopikoe

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons